Acara ketoprak tersebut mengangkat judul "Sumilaking Pedhut Majapahit". Pentas ini diperankan lebih dari 80 orang gabungan dari aktor-aktor profesional dari seniman muda Surakarta serta beberapa seniman dari salah satu perguruan tinggi swasta Solo. Sebenarnya acara ini merupakan acara dies natalies dari kampus tersebut, tapi pentas ini untungnya bebas disaksikan oleh khalayak umum. Di bawah ini ada beberapa foto yang sempat saya dan teman-teman ambil dari pentas tersebut, semoga mewakili rasa penasaran para pembaca tentang jalannya acara.
Salah satu lukisan di dinding gedung. kerisnya kayak keluar lukisan gak sih. hiii |
Tiket secuil ini bisa ditebus dengan uang 0 Rupiah alias gratis! dan ternyata ada doorprize TV berwarna, HP , Tablet sama uang tabungan juga lo. |
Kursi sudah mulai penuh sesak. Saat acara dimulai, 450 kursi bahkan sampai tidak cukup. bahkan banyak yang harus lesehan di lantai agar bisa melihat pentas ini. |
Pertunjukan sudah mau dimulai, penonton mulai sudah tidak sabar gara-gara acara molor 30 menit-an. |
Suasana di dalam gedung pertunjukan. Tidak hanya orang tua, banyak jaga anak-anak muda yang ikut menyaksikan acara pada malam itu. Semoga ini jadi kebangkitan kaum muda untuk tertarik melestarikan seni ketoprak ini di masa mendatang, |
Budaya wong Solo. Walau pentasnya molor, tetap anteng dan tertib. Saluuut!. |
MC sudah mulai membacakan narasi dan menyebutkan para seniman-seniman yang terlibat di pentas ini. |
Walau dibawakan dengan bahasa Jawa, banyak sekali kelucuan yang muncul di pentas. Kebanyakan berasal dari para aktor dari mahasiswa-mehasiswi yang belum fasih bahasa Jawa karena pada dasarnya mereka memang bukan seniman profesional. |
Di tengah acara, para ibu-ibu dan remaja putri dengan percaya diri menyanyi lagu campursari. Tingkah polah ibu-ibu ini sangat lucu sekali. Mereka menari dengan bebasnya dan kadang secara spontan menampilkan gerakan yang mengundang tawa penonton. |
Ada juga cowok yang ikut nimbrung diantara ibu ibu yang pentas. wah jaman dahulu ternyata ada harem juga ya?haha |
Sayang sekali sebelum acara selasai, istri saya sudah tidak kuat dengan suasana tempat duduk kami. Di barisan kursi depan kami banyak bapak-bapak yang merokok dan kumpulan remaja mahasiswa di kursi belakang agak "heboh" sendiri jadi mengurangi kenyamanan dalam menyaksikan ketoprak saat itu, jadi bukan karena acaranya yang kurang bagus atau apa. Akhirnya kami pun keluar dari gedung dan memutuskan berjalan-jalan disekitar area Balekambang sampai kami memutuskan untuk pulang pada jam 22.30 WIB.
0 comments:
Post a Comment